Part 8 pengakuan tertunda dan
komitmen
Hape sama-sama di tangan dan ditatap,
tiba-tiba tanpa sengaja jemari aly
menekan nomor ponsel piyi dan tersambung. Piyi yang sudah dari tadi memegang
hapenya terkaget hapenya tiba-tiba bergetar dan refleks langsung mengangkat
telpon dari aly. Aly pun langsung gugup ketika telponnya langsung diangkat
piyi. Dan parahnya aly melakukan video call karena jari yang mengotak atik tapi
pikiran melayang kemana-mana aly tidak sadar melakukan itu. Keduanya terdiam
beberapa detik, dan mengatakan hallo bersamaan. Cuma ditelpon saja keduanya
sudah salting apalagi kalau sudah ketemu. Aly pun mencoba bicara, dia memberanikan
diri mengajak piyi ketemuan besok di skul karena ada yang ingin dibicarakannya
dengan piyi.
Di sekolah piyi datang lebih awal dan
menunggu aly di tempat yang dijanjikan aly. Piyi bingung apa yang ingin
dibicarakan aly, dia juga bingung akan bersikap bagaimana nantinya. Hampir 15
menit aly tak juga datang, piyi merasa dibodohi mau menunggunya disana. Berlalu
waktu setengah jam sudah, piyi benar-benar bete karena aly tak jua datang.
Akhirnya piyi memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Di koridor depan kelas
tanpa sengaja piyi bertabrakan dengan aly, wajah aly terlihat biasa saja namun
dia tertingkah aneh yang mondar mandir gak jelas. Piyi jadi bingung, seolah aly
lupa dengan janjinya dan tidak merasa bersalah sama sekali. Aly hanya bilang
maaf sudah menabraknya dan pergi begitu saja, aly seperti orang kehabisan obat
celingak celinguk gak karuan kedua tangannya sesekali digosok-gosok seolah
kedinginan. Dia juga bersikap seolah tidak mengenal piyi.
Bel pun berbunyi, semua murid masuk kelas
sedangkan aly masih saja mondar mandir gak karuan di depan kelas. Piyi semakin
bingung, namun tiba-tiba kevin menarik tangan aly dan membawanya pergi menjauh
dari koridor kelas. Piyi tak lagi melihat sosok aly di depan kelas, pak guru
masuk dan pelajaran pun dimulai. Sampai akhir pelajaran kevin dan aly tak jua
kunjung masuk kelas, bel istirahat pun berdentang. Piyi semakin bertanya-tanya
kenapa dan ada apa dengan aly dan kevin. Karena jam istirahat, semua siswa
keluar kecuali piyi karena males kemana-mana jadi dia hanya uring-uringan
sesekali merebahkan kepalanya di atas tangannya yang di letakkan di atas meja
belajar. Tiba-tiba aly masuk kelas disusul oleh kevin, terlihat raut wajah aly
seperti kurang sehat. Kevin menyarankan agar aly pulang saja lebih awal, tapi
enggan dijawabnya. Melihat aly sudah membaik, kevin pun meninggalkan aly di
kelas dan dia keluar untuk mencari minuman untuk aly. Sekarang tertinggal aly
dan piyi berduaan di dalam kelas.
Piyi benar-benar penasaran, rasa kesalnya
karena aly tak kunjung menemuinya di halaman belakang sekolah tak lagi
dipikirkannya. Piyi mulai khawatir melihat keadaan aly yang hanya diam dan
bertingkah seperti bukan aly yang dikenalnya. Aly yang duduk di bangku belakang
piyi hanya menatap kosong ke arah piyi. Piyi membalikkan badan, dan mata itu
bertautan mengalirkan rasa yang tak bernama. Piyi menghela nafas dan
memberanikan diri menyapa aly dan bertanya padanya.
“kamu kenapa??? Ucapnya lembut.
Aly tetap masih terdiam.
“kalau kamu sakit mending pulang aza duluan, jangan dipaksain entar
tambah parah...” sambungnya.
Terlihat aly mulai membenahi diri dan mengembalikan pikiran mencoba untuk
fokus dan akhirnya meminta maaf kepada piyi karena tidak menepati janjinya. Aly
terlihat benar-benar menyesali perbuatannya yang telah ingkar janji. Piyi pun
menjawab gapapa dan mencoba menghibur aly.
“udah gak usah dipikirin, santai aza bapak....” ucapnya sambil
tersenyum.
“ kalau lo emang gak bisa ngomong sekarang, ya udah jangan dipaksain,
aku tetap postink kok jadi kamu gak perlu mikir yang enggak-enggak...”
timpalnya lagi.
Aly pun mulai bisa tersenyum setelah mendengar jawaban piyi. Aly
mengangkat pandangannya menatap wajah gadis imut itu.
“pril....gue minta maaf banget sama lo, mungkin gue akan sering terlihat
berbeda kadang ga mengenali lo, gue harap lo gak marah karna itu diluar
kemampuan gue. Gue takut lo akan menjauh karena gue aneh di depan lo. Gue
benar-benar gak maksud kaya gitu...” ucap aly dengan sedikit terbata-bata,
seolah ada rasa ngilu dihatinya menahan kenyataan penyakitnya mulai
menggerogoti dirinya lagi.
“Maksud lo apa’an sih li..??? aku gak ngerti...” sahut piyi.
“ entar juga lo akan sadar, tapi saat itu tiba, jangan berubah sama
gue... yahhh??? Pinta aly dengan mata sayu.
“tetap jadi piyi yang gue kenal, jangan jauh-jauh dari gue. Tunggu aku
sampai semua masalah ini selesai. Gue janji akan kembali sama lo seperti aly
yang lo kenal...” jawab aly.
Piyi semakin bingung dengan ucapan aly, tapi dia hanya bisa mengangguk
mengiyakan karena tak tega dengan aly seperti itu.
“apa pun masalah kamu, aku akan slalu ada di samping kamu, aku janji...”
kata piyi sambil mendekatkan kelingkingnya ke tangan aly dan mereka pun
berjanji sama-sama menunggu saat yang dijanjikan aly itu tiba.
Aly berharap ada kebahagiaan untuknya yang dititipkan melewati gadis
yang ada di hadapannya sekarang sekalipun gadis itu belum mengetahui perasaan
aly sesungguhnya terhadap dirinya.
Kevin pun menghampiri mereka sambil membawa
minuman dingin di tangannya, dan ternyata sebelum kevin masuk dia sempat
menguping percakapan aly dan piyi. Kevin mulai tahu sekarang ternyata aly
tertekan karena perasaannya terhadap piyi. Sepertinya aly mulai jatuh cinta
pada piyi dan tidak sanggup melawan perasaannya hingga menyebabkan penyakitnya
kumat tanpa disadari oleh aly dan lepas kontrol. Untungnya kevin sempat
menutupi semuanya dan memberikan obat kepada aly ketika dia membawa aly menjauh
dari keramaian saat jam pelajaran tadi. Ini sungguh diluar prediksi kevin dan
sepertinya aly harus diberikan terapi dan pengobatan secara teratur kembali ke
dokter.
Pulang sekolah aly melepas pandangannya
mengantarkan piyi yang dijemput papanya, aly terlihat kurang fit dan lebih
banyak diam. Piyi merasa ada rahasia besar yang disembunyikan aly dan kevin.
Aly benar-benar mengundang berjuta tanda tanya di hati piyi. Aly yang pendiam
mengundang rasa bingung cs nya. Rio dan
akbar yang dasarnya suka ngebanyol mengeluarkan jurusan andalannya untuk
menghangatkan suasana. Fandy pun mencoba menghibur aly yang terlihat kalem hari
ini.
"Kupu-kupu di atas awan, hmm... Lagi
aksi demo yah kawan??? Celetuk rio sambil menyenggol pundak ali.
" Demo apaan si?? Emang ada yang lagi
orasi?? Sambar akbar bingung.
"Ya demo... Aksi demo mogok ngomong, tau
tuh si aly dari tadi cuma mingkeeeem aza kaga ada kicauannya" sahut rio.
"Loh kok berkicau,emang burung?? Oh gue
ngerti, burungnya lagi demo mogok berkicau...iya kan??" angguk akbar
berlagak ngerti dengan wajah polosnya sambil mengelus-elus dagunya sendiri.
"Apa'an si kalian, orang lagi galau
malah digodain, udin udin (udah)... Entar aly ngambek capek bujukinnya"
ucap fandy ikut berkicau.
"Lah ini yang bener yang mana si??
Burung yang demo mogok berkicau apa galau?? Oh gue tau... Aly galau karena ada
burung yang demo mogok berkicau...nah itu baru pas,iya toh?? Ucap akbar lagi sok
tempe dengan kesimpulan yang sok iye.
Tapi aly tetap enggan berkicau, ups bersuara
maksudnya. Dia hanya mendengarkan celoteh cs nya dan hanya menatap mereka
datar, tak ada senyum hanya diam. Semua
bertanya-tanya mlihat aly yang
anteng tanpa penjelasan. Kevin menyudahi canda cs nya dan mengajak mereka untuk
segera pulang dan kevin yang mengambil alih mengemudikan mobil aly.
Dimalam hari di rumah aly tetap tak semangat.
Dia lebih banyak melamun mrenungi perasaannya. Kevin pun datang malam itu untuk
melihat keadaan aly dan membawa beberapa makanan karena khawatir saudara
sepupunya itu belum makan. Kevin pun menemani aly makan, selesai itu kevin memulai
untuk bicara serius terhadap aly.
“ly..... lo kenapa??? Kenapa lo bisa gak nyadar kalau penyakit lo kambuh
lagi??? Apa ada hubungannya dengan piyi??? Ucap kevin.
Aly kaget mendengar perkataan kevin dan mengangkat pandangannya, namun
dia hanya terdiam dan menghela nafas.
“lo akhiri semua ini kalo memang ada hubungannya dengan piyi sebelum
semuanya lebih parah... gue gak mau ada yang terluka nantinya..” tegas kevin.
Mata aly pun mulai berkaca-kaca, dia menahan rasa nyeri dilubuk hatinya.
“gue gak bisa vin... entah kenapa gue ngerasa sakit banget kalau jauh
dari dia, tapi gue juga gak bisa dekat-dekat sama dia karena pasti gue akan hilang, gak
nyadar karena penyakit ini menggerogoti jantung dan perasaan gue..” jawab aly
terbata.
“kalo lo emang sayang dia tulus setulus tulusnya, jangan beri dia harapan
kosong.... dia melihat lo, tapi saat lo melihat ke dia... lo malah menjadi
orang asing dan hilang gitu aja, sama aja lo nyakitin dia. Dia anak yang sangat
baik, dan gue sayang sama lo. Gue gak mau kalian saling tersakiti, tahan perasaan
lo sampai lo bisa menghilangkan penyakit lo , tahan penyakit lo kalau lo emang
cinta sama dia lo pasti bisa berjuang...” ucap kevin.
“lindungi dia dengan cara lo, tapi cegah penyakit itu supaya gak merusak
semuanya. Lo harus bisa atasi semua masalah ini dan sementara tunda perasaan lo
untuk lebih jauh menghantui lo....” tambahnya lagi.
Aly mulai tersemangati mendengar ucapan kevin, dia akan mencari akal
untuk mengatasi masalahnya dan sementara menjaga rasa itu agar tidak semakin
bergejolak yang bisa menghancurkan hidupnya. Kevin pun memberikan sebuah
bingkisan, aly hanya tercengang dan membukanya.
“Ini jam alarm yang jadi pengingat lo, dibeberapa waktu jam ini akan
berbunyi untuk mengingatkan lo untuk minum obat penenang, agar jiwa lo bisa
kembali. Lo bawa terus obat lo, saat lo merasa penyakit lo mulai kambuh,
kesadaran lo mulai drop... aktifkan alarm nya sebelum lo gak sadarkan diri jadi
ketika lo jadi orang lain, alarm ini akan berbunyi mengingatkan lo untuk minum
obat. Obat itu akan bekerja dan lo bisa sadar kembali, lo ngertikan maksud
gue...” ucap kevin sambil menyodorkan obat untuk aly yang didapatkannya dari
dokter kepercayaan keluarga aly.
Aly pun mengangguk dan memeluk saudaranya tersebut tak lupa
berterimakasih atas semua rasa perduli kevin terhadapnya.
ditunggu next part ya... ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar