Jumat, 11 Desember 2015

langit cinta aliando prilly part 8 pengakuan tertunda dan janji

Part 8 pengakuan tertunda dan komitmen

Hape sama-sama di tangan dan ditatap, tiba-tiba  tanpa sengaja jemari aly menekan nomor ponsel piyi dan tersambung. Piyi yang sudah dari tadi memegang hapenya terkaget hapenya tiba-tiba bergetar dan refleks langsung mengangkat telpon dari aly. Aly pun langsung gugup ketika telponnya langsung diangkat piyi. Dan parahnya aly melakukan video call karena jari yang mengotak atik tapi pikiran melayang kemana-mana aly tidak sadar melakukan itu. Keduanya terdiam beberapa detik, dan mengatakan hallo bersamaan. Cuma ditelpon saja keduanya sudah salting apalagi kalau sudah ketemu. Aly pun mencoba bicara, dia memberanikan diri mengajak piyi ketemuan besok di skul karena ada yang ingin dibicarakannya dengan piyi.

Di sekolah piyi datang lebih awal dan menunggu aly di tempat yang dijanjikan aly. Piyi bingung apa yang ingin dibicarakan aly, dia juga bingung akan bersikap bagaimana nantinya. Hampir 15 menit aly tak juga datang, piyi merasa dibodohi mau menunggunya disana. Berlalu waktu setengah jam sudah, piyi benar-benar bete karena aly tak jua datang. Akhirnya piyi memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Di koridor depan kelas tanpa sengaja piyi bertabrakan dengan aly, wajah aly terlihat biasa saja namun dia tertingkah aneh yang mondar mandir gak jelas. Piyi jadi bingung, seolah aly lupa dengan janjinya dan tidak merasa bersalah sama sekali. Aly hanya bilang maaf sudah menabraknya dan pergi begitu saja, aly seperti orang kehabisan obat celingak celinguk gak karuan kedua tangannya sesekali digosok-gosok seolah kedinginan. Dia juga bersikap seolah tidak mengenal piyi.

Bel pun berbunyi, semua murid masuk kelas sedangkan aly masih saja mondar mandir gak karuan di depan kelas. Piyi semakin bingung, namun tiba-tiba kevin menarik tangan aly dan membawanya pergi menjauh dari koridor kelas. Piyi tak lagi melihat sosok aly di depan kelas, pak guru masuk dan pelajaran pun dimulai. Sampai akhir pelajaran kevin dan aly tak jua kunjung masuk kelas, bel istirahat pun berdentang. Piyi semakin bertanya-tanya kenapa dan ada apa dengan aly dan kevin. Karena jam istirahat, semua siswa keluar kecuali piyi karena males kemana-mana jadi dia hanya uring-uringan sesekali merebahkan kepalanya di atas tangannya yang di letakkan di atas meja belajar. Tiba-tiba aly masuk kelas disusul oleh kevin, terlihat raut wajah aly seperti kurang sehat. Kevin menyarankan agar aly pulang saja lebih awal, tapi enggan dijawabnya. Melihat aly sudah membaik, kevin pun meninggalkan aly di kelas dan dia keluar untuk mencari minuman untuk aly. Sekarang tertinggal aly dan piyi berduaan di dalam kelas.

Piyi benar-benar penasaran, rasa kesalnya karena aly tak kunjung menemuinya di halaman belakang sekolah tak lagi dipikirkannya. Piyi mulai khawatir melihat keadaan aly yang hanya diam dan bertingkah seperti bukan aly yang dikenalnya. Aly yang duduk di bangku belakang piyi hanya menatap kosong ke arah piyi. Piyi membalikkan badan, dan mata itu bertautan mengalirkan rasa yang tak bernama. Piyi menghela nafas dan memberanikan diri menyapa aly dan bertanya padanya.
“kamu kenapa??? Ucapnya lembut.
Aly tetap masih terdiam.
“kalau kamu sakit mending pulang aza duluan, jangan dipaksain entar tambah parah...” sambungnya.
Terlihat aly mulai membenahi diri dan mengembalikan pikiran mencoba untuk fokus dan akhirnya meminta maaf kepada piyi karena tidak menepati janjinya. Aly terlihat benar-benar menyesali perbuatannya yang telah ingkar janji. Piyi pun menjawab gapapa dan mencoba menghibur aly.
“udah gak usah dipikirin, santai aza bapak....” ucapnya sambil tersenyum.
“ kalau lo emang gak bisa ngomong sekarang, ya udah jangan dipaksain, aku tetap postink kok jadi kamu gak perlu mikir yang enggak-enggak...” timpalnya lagi.
Aly pun mulai bisa tersenyum setelah mendengar jawaban piyi. Aly mengangkat pandangannya menatap wajah gadis imut itu.
“pril....gue minta maaf banget sama lo, mungkin gue akan sering terlihat berbeda kadang ga mengenali lo, gue harap lo gak marah karna itu diluar kemampuan gue. Gue takut lo akan menjauh karena gue aneh di depan lo. Gue benar-benar gak maksud kaya gitu...” ucap aly dengan sedikit terbata-bata, seolah ada rasa ngilu dihatinya menahan kenyataan penyakitnya mulai menggerogoti dirinya lagi.
“Maksud lo apa’an sih li..??? aku gak ngerti...” sahut piyi.
“ entar juga lo akan sadar, tapi saat itu tiba, jangan berubah sama gue... yahhh??? Pinta aly dengan mata sayu.
“tetap jadi piyi yang gue kenal, jangan jauh-jauh dari gue. Tunggu aku sampai semua masalah ini selesai. Gue janji akan kembali sama lo seperti aly yang lo kenal...” jawab aly.
Piyi semakin bingung dengan ucapan aly, tapi dia hanya bisa mengangguk mengiyakan karena tak tega dengan aly seperti itu.
“apa pun masalah kamu, aku akan slalu ada di samping kamu, aku janji...” kata piyi sambil mendekatkan kelingkingnya ke tangan aly dan mereka pun berjanji sama-sama menunggu saat yang dijanjikan aly itu tiba.
Aly berharap ada kebahagiaan untuknya yang dititipkan melewati gadis yang ada di hadapannya sekarang sekalipun gadis itu belum mengetahui perasaan aly sesungguhnya terhadap dirinya.

Kevin pun menghampiri mereka sambil membawa minuman dingin di tangannya, dan ternyata sebelum kevin masuk dia sempat menguping percakapan aly dan piyi. Kevin mulai tahu sekarang ternyata aly tertekan karena perasaannya terhadap piyi. Sepertinya aly mulai jatuh cinta pada piyi dan tidak sanggup melawan perasaannya hingga menyebabkan penyakitnya kumat tanpa disadari oleh aly dan lepas kontrol. Untungnya kevin sempat menutupi semuanya dan memberikan obat kepada aly ketika dia membawa aly menjauh dari keramaian saat jam pelajaran tadi. Ini sungguh diluar prediksi kevin dan sepertinya aly harus diberikan terapi dan pengobatan secara teratur kembali ke dokter.

Pulang sekolah aly melepas pandangannya mengantarkan piyi yang dijemput papanya, aly terlihat kurang fit dan lebih banyak diam. Piyi merasa ada rahasia besar yang disembunyikan aly dan kevin. Aly benar-benar mengundang berjuta tanda tanya di hati piyi. Aly yang pendiam mengundang rasa bingung cs  nya. Rio dan akbar yang dasarnya suka ngebanyol mengeluarkan jurusan andalannya untuk menghangatkan suasana. Fandy pun mencoba menghibur aly yang terlihat kalem hari ini.
"Kupu-kupu di atas awan, hmm... Lagi aksi demo yah kawan??? Celetuk rio sambil menyenggol pundak ali.
" Demo apaan si?? Emang ada yang lagi orasi?? Sambar akbar bingung.
"Ya demo... Aksi demo mogok ngomong, tau tuh si aly dari tadi cuma mingkeeeem aza kaga ada kicauannya" sahut rio.
"Loh kok berkicau,emang burung?? Oh gue ngerti, burungnya lagi demo mogok berkicau...iya kan??" angguk akbar berlagak ngerti dengan wajah polosnya sambil mengelus-elus dagunya sendiri.
"Apa'an si kalian, orang lagi galau malah digodain, udin udin (udah)... Entar aly ngambek capek bujukinnya" ucap fandy ikut berkicau.
"Lah ini yang bener yang mana si?? Burung yang demo mogok berkicau apa galau?? Oh gue tau... Aly galau karena ada burung yang demo mogok berkicau...nah itu baru pas,iya toh?? Ucap akbar lagi sok tempe dengan kesimpulan yang sok iye.
Tapi aly tetap enggan berkicau, ups bersuara maksudnya. Dia hanya mendengarkan celoteh cs nya dan hanya menatap mereka datar, tak ada senyum hanya diam. Semua  bertanya-tanya  mlihat aly yang anteng tanpa penjelasan. Kevin menyudahi canda cs nya dan mengajak mereka untuk segera pulang dan kevin yang mengambil alih mengemudikan mobil aly.

Dimalam hari di rumah aly tetap tak semangat. Dia lebih banyak melamun mrenungi perasaannya. Kevin pun datang malam itu untuk melihat keadaan aly dan membawa beberapa makanan karena khawatir saudara sepupunya itu belum makan. Kevin pun menemani aly makan, selesai itu kevin memulai untuk bicara serius terhadap aly.

“ly..... lo kenapa??? Kenapa lo bisa gak nyadar kalau penyakit lo kambuh lagi??? Apa ada hubungannya dengan piyi??? Ucap kevin.
Aly kaget mendengar perkataan kevin dan mengangkat pandangannya, namun dia  hanya terdiam dan menghela nafas.
“lo akhiri semua ini kalo memang ada hubungannya dengan piyi sebelum semuanya lebih parah... gue gak mau ada yang terluka nantinya..” tegas kevin.
Mata aly pun mulai berkaca-kaca, dia menahan rasa nyeri dilubuk hatinya.
“gue gak bisa vin... entah kenapa gue ngerasa sakit banget kalau jauh dari dia, tapi gue juga gak bisa dekat-dekat  sama dia karena pasti gue akan hilang, gak nyadar karena penyakit ini menggerogoti jantung dan perasaan gue..” jawab aly terbata.
“kalo lo emang sayang dia tulus setulus tulusnya, jangan beri dia harapan kosong.... dia melihat lo, tapi saat lo melihat ke dia... lo malah menjadi orang asing dan hilang gitu aja, sama aja lo nyakitin dia. Dia anak yang sangat baik, dan gue sayang sama lo. Gue gak mau kalian saling tersakiti, tahan perasaan lo sampai lo bisa menghilangkan penyakit lo , tahan penyakit lo kalau lo emang cinta sama dia lo pasti bisa berjuang...” ucap kevin.
“lindungi dia dengan cara lo, tapi cegah penyakit itu supaya gak merusak semuanya. Lo harus bisa atasi semua masalah ini dan sementara tunda perasaan lo untuk lebih jauh menghantui lo....” tambahnya lagi.
Aly mulai tersemangati mendengar ucapan kevin, dia akan mencari akal untuk mengatasi masalahnya dan sementara menjaga rasa itu agar tidak semakin bergejolak yang bisa menghancurkan hidupnya. Kevin pun memberikan sebuah bingkisan, aly hanya tercengang dan membukanya.
“Ini jam alarm yang jadi pengingat lo, dibeberapa waktu jam ini akan berbunyi untuk mengingatkan lo untuk minum obat penenang, agar jiwa lo bisa kembali. Lo bawa terus obat lo, saat lo merasa penyakit lo mulai kambuh, kesadaran lo mulai drop... aktifkan alarm nya sebelum lo gak sadarkan diri jadi ketika lo jadi orang lain, alarm ini akan berbunyi mengingatkan lo untuk minum obat. Obat itu akan bekerja dan lo bisa sadar kembali, lo ngertikan maksud gue...” ucap kevin sambil menyodorkan obat untuk aly yang didapatkannya dari dokter kepercayaan keluarga aly.

Aly pun mengangguk dan memeluk saudaranya tersebut tak lupa berterimakasih atas semua rasa perduli kevin terhadapnya.

ditunggu next part ya... ^_^




Tidak ada komentar:

Posting Komentar