Senin, 30 November 2015

langit cinta aliando prilly part 4 maaf, aku berubah

part 4 maaf, aku berubah

Esok harinya aly berniat ingin berbaikan dengan piyi di sekolah tapi sayang ternyata piyi jatuh sakit dan tidak masuk sekolah. Makin besarlah rasa bersalah itu. Aly terlihat suntuk dan uring-uringan seharian di sekolah, teman-temannya bingung melihat hal tersebut. Kevin dan fandy sebagai orang terdekat aly mulai bisa membaca isi hati aly. Hanya mereka yang tahu hal besar apa yang telah terjadi kemaren malam.
“bro.... lo gak ke kantin???tanya kevin.
“hah....emangnya udah bel istirahat???jawab aly tersentak dari lamunannya
“caileh bro... lo gak denger bel ape??? Anak-anak udah bubar kaleee semua udah out...kok lo gak ngeh sih??? biasanya juga lo paling gak betah lama-lama di kelas...” tambah rio dan akbar.
Aly hanya tersenyum berat dan menghela nafas kemudian merebahkan kepalanya diatas lengannya yang ditumpu diatas meja belajar. Aly terlihat tak semangat.
“ya udah deh...kalo lo mau sendiri, kita duluan ya...” ucap fandy sambil melirik memberi isyarat mengajak  kevin, rio dan akbar keluar agar aly bisa menyendiri menenangkan diri. Aly hanya membalas dengan sekali lagi tersenyum tanpa kata.

Sepulang  sekolah pikiran aly tak jua tenang. Di jalan saat lampu merah, mobil aly berhenti sambil menanti lampu hijau menyala, di pinggir jalan mata aly memandangi orang-orang. Tak sengaja matanya menangkap dua sosok yang sedang bertengkar antara seorang cewek dan cowok. Gadis tersebut menangis, sang cowok pun berusaha menenangkan gadis itu dan mencoba membuatnya tersenyum lagi dengan cara menggodanya. Gadis itu bersikap manja dan seolah enggan digoda. Tiba-tiba cowok itu menyodorkan sebucket bunga dan membuat gadis itu luluh, akhirnya mereka berbaikan dan beranjak sambil bergandeng tangan. Aly hanya tersenyum melihatnya. Lampu hijau menyala dan mobilnya pun meluncur kencang. Kevin sempat bingung memperhatikan aly yang terlihat kalem hari ini, dia berpikir sepupunya itu jangan-jangan sedang galau. “Ah entahlah”. Setelah mengantarkan teman-temannya kerumah masing-masing, aly langsung meluncur kembali ngebut menuju kesuatu tempat.

Di jalan jemari aly tak bisa diam mengotak atik hape sedang mencari sesuatu sambil menyetir mobilnya, ternyata dia memeriksa file profil kesiswaan piyi dan mencari alamat rumahnya dan meluncur ke alamat tersebut. Sekitar 30 menit aly tiba di depan rumah piyi. Rumahnya tidak sebesar rumah keluarga aly tapi terlihat cantik minimalis dan nyaman. Aly turun dari mobil dengan membawa sebucket bunga warna warni yang cantik dan sekeranjang buah-buahan. Ternyata sebelum dia ke rumah piyi aly mampir dulu membeli bunga dan buah untuk sogokan agar piyi luluh dan mau menerima maafnya. Ini terinspirasi dari orang yang dia lihat di jalan tadi.

Aly menghela nafas sambil menaiki anak tangga, tepat di depan pintu aly bertekad memberanikan diri mengetuk pintu “treeekkkk....” pintu terbuka dan sesosok wanita dewasa menyapanya.
“iya nak, mencari siapa??? Tanya wanita itu.
“maaf bi, ini betul rumah piyi eh maksud saya prily???” ucap aly.

Wanita tersebut bingung mendengar kata “bi” tapi tetap mengiyakan pertanyaan aly dan menyilakan aly masuk.

*******************************************************************************************************

Aly duduk manis di ruang tamu dan bucket bunga serta buah di letakkan di atas meja.
 ”mau minum apa nak???piyi nya masih di kamar istirahat, sebentar tante panggilkan...” kata mama piyi.
Aly kaget mendengar kata tante. Ternyata wanita itu ibunda piyi, penampilannya sederhana karena itu aly mengira wanita itu asisten RT. Aly jadi malu. Aly mulai bingung mau bersikap seperti apa, itu pertama kalinya dia meminta maaf dengan formal apalagi terhadap cewek. Jantung aly mulai berdegup kencang karena nervous. Dia menghela nafas dalam-dalam, cukup lama rasanya aly menunggu piyi keluar sekitar 10 menitan. Selang waktu itu berlalu, ternyata kesadaran aly hilang karena terlalu tertekan dengan perasaan nervous menyebabkan penyakitnya kambuh.

Piyi menghampirinya dengan wajah pucat karena masih meriang. Piyi tidak yakin dengan kedatangan aly sekarang. Dia agak takut, tapi mencoba menerima kedatangannya dengan tetap tersenyum walau berat. Aly hanya tertunduk, piyi duduk menghampirinya ke sofa dan menyapanya.
“hay...kenapa lo bisa kemari??? Ucapnya dengan senyum berat.
Aly tetap tertunduk tak bergeming. Piyi pun mendekati aly dan memberanikan diri menepuk pundaknya pelan sambil memanggil-manggil namanya karena aly seolah tertidur. Terkejut dengan suara piyi dan menegakkan pandangannya ke arah piyi. Aly tersenyum, senyum yang tak biasa. Pikiran piyi jadi aneh.

“oh hay chubby.... lo siapa ya??!! hmm....ngapain yah gue disini???” ucap aly bingung sendiri sambil memandang  sekeliling celingak-celinguk.

 Kakinya pun diangkat gaya santai seolah dia bos, dan dia berceloteh persis kaya donal bebek tak mau diam. Sesekali ia ketawa, dan ngomong yang tidak dimengerti piyi. Aly terlihat bersikap agak konyol dan aneh. Piyi hanya  diam mengkerutkan keningnya karena benar-benar  bingung sekarang,
”aly kenapa??? lo juga ikut sakit yah??? kenapa lo jadi aneh???” Ucap piyi lembut.

Aly hanya tertawa merasa lucu mendengar pertanyaan piyi. Sekitar 30 menit berlalu piyi dipanggil disuruh istirahat oleh mamanya. Aly pun ingin pamitan, sebelum pulang aly cium tangan mama piyi, sopaaaaan sekali. Mama piyi tersenyum melihat kelakuan teman anaknya tersebut. Piyi mengantar ke depan pintu, sebelum aly benar-benar beranjak dia membalikan badannya dan berkata
”hey..... gue gak tau ngapain gue kemari, tapi bunga dan buah tadi jangan dibuang yah... hmm... mungkin aly ada yang ingin disampaikan sama lo, tapi gue gak tau apa jadi maaf yah...??? bye bye cantik. Cepat sembuh ya...jangan lama-lama liburnya entar ada yang kangen loh...!!!” ucapnya sambil mngedipkn mata dan berlalu meneruskan langkahnya menuju mobil.
Dalam mobil aly masih sempat2nya melambaikan tangannya.
“bye-bye mungil....!!! ingat cepat sembuh“ teriaknya sambil memacu mobil merahnya. Piyi tertegun dan sangat sangat bingung melihat tingkah aly.
”what happen??? aly benar-benar sakit kaya nya...jangan-jangan kemaren malam kepalanya ” ucapnya dalam hati sambil menutup pintu.

********************************************************************************************************

Hari ini piyi sudah merasa baikan dan dia pun kembali ke sekolah. Di jalan menuju sekolah piyi mengingat kejadian kemarin saat aly mnjenguknya, dia hanya tersenyum terkenang hal konyol yang dilakukan aly kemarin.

“apa aly baik-baik saja sekarang???? “ pikirnya.

Di hatinya tidak lagi merasa kesal dengan cowo tersebut, semua seakan tidak terjadi apa-apa. Justru piyi dibuat tersenyum sendiri teringat tingkah anak itu. Piyi juga sedikit  merasa ada yang aneh, tapi tidak terlalu diperdulikannya. Piyi kembali memfukoskan pikirannya terhadap pelajaran di sekolah.

Piyi turun di depan gerbang sekolah, dan salim tangan papanya lalu beranjak masuk menuju sekolah. Di sisi jalan yang lain aly terlihat menatap kearahnya, dia melihat kedatangan piyi. Hatinya berdegup gugup melihat piyi masuk sekolah, aly pun mengejarnya tapi secara diam-diam. mengendap-endap seperti maling takut ketangkap hansip. Piyi merasa ada yang membuntutinya, perasaannya jadi merinding. Dia menoleh membalik badan tapi tidak ditemuinya hal yang aneh.
“ah mungkin cuma perasaan gue azah” gumamnya sambil meneruskan langkah menuju ke ruang kelas.

Sebelumnya ternyata aly tepat berada di belakang piyi. Tadinya aly mau menepuk pundak piyi so akrab se hay gitu, eh ternyata saat piyi berbalik badan aly refleks langsung menunduk dan hilang keseimbangan akhirnya tak sengaja terduduk. Karena pandangan piyi hanya fokus kearah lurus dia tidak melihat aly yang terduduk tepat di depan lututnya. Aly seolah menahan nafas dan memenjamkan matanya.
“mati gue, mati gue mati gueeee.... piyi pasti ngira gue macem-macem, aduuuuh...” gumam ali dalam hati dengan menutup matanya.

Dia takut dan malu piyi melihatnya dimomen yang sangat memalukan seperti itu. Aly takut piyi menganggapnya berkelakuan tidak senonoh tapi untung semuanya tidak seperti pikirannya. Piyi berbalik badan dan berlalu hilang dari pandangnnya, sedang aly masih duduk terpaku menahan malu.

Teman-teman  aly menyusul kedatangan piyi dari belakang, untungnya mereka tidak sempat melihat apa yang baru saja terjadi. Mereka bingung meliht aly duduk manis  di jalan halaman sekolah.
“hey sob, ngapain lo???” sapa kevin sambil menyerngitkan kening kebingungan.
”lo lagi pups ya atau nyari harta karun???” sahut fandy dan yang lainnya sambil mentertawakan dirinya.
Muka aly langsung cemberut ngomel.
”iya... gue pups, pups harta karun. Buruan gih cebokin gue. Bukannya bantuin malah ngeledekin. Puas lo semua udah jadiin gue pelawak pagi-pagi” jawabnya marah-marah unyu.
“Ini talkshow dong yang ada kang sule nya,hahaha... emang lo lucu tayaaaaang.... lebih lucu malah dari kang sule, soalnya lo tu kang somay” ucap rio tertawa gokil disusul akbar yang mencubit kedua belah pipi aly sambil menggeleng-gelengkan wajah ali kekiri kekanan karna gemesy nya.
“ih...sakit ah, entar pipi gue makin meleber dicubit-cubit kaya getoooh, entar ganteng gue berkurang... dan lo lo pada deh yang bakal menang ganteng dari gue” sahutnya sambil merengut imut.
“gapapa bro ganteng lo berkurang, kasian rio en akbar... kasih lah mereka kesempatan tuk menang ganteng dari lo....mereka tuh dah jadi jones menahun tau gak??? timpal fandy.
“apa’an jones??? Tanya akbar dengan wajah penasaran dan polos.
“jomblo ngenes, ahahahaha...ah udah’ah...yuk kita masuk bel udah bunyi tuh... entar bulukan lama-lama di sini” sahut kevin sambil ketawa ala uus menjawab ucapan sahabat-sahabatnya.
Kevin pun mengulurkn tangannya membantu aly berdiri, sedang yang lain hanya cengengesan mentertawakan aly. Mereka pun berangkulan berjalan menuju kelas.

*******************************************************************************************************

Bel istirahat pertama Semua anak berhamburan keluar kelas. Piyi merapikan alat pelajarannya. satu persatu anak keluar kelas. Ada yang ke kantin, ada yang ke perpus dan lain lain.
”ly, kita mau keluar lo ikut ga???” tanya fandy.
”ah entar aza, nanti gue nyusul...” katanya sambil tersenyum simpul.
”oh ya udah,kita duluan ya....” kata rio akbar bersamaan sambil melangkah pergi.

Tinggal dirinya dan piyi, inilah momen pas tuk aly menanyakan perihal yang telah terjadi waktu kedatangannya ke rumah piyi kemarin karena aly tidak ingat sama sekali apa yang telah dilakukannya kemarin.
“pril, emm... gue mo ngomong...” katanya yang duduk di belakang piyi.

piyi berbalik badan menatap ke arah aly dan mata itu bertemu. Hening, waktu seperti berirama, angin seolah menari-nari diantara halusnya helaian rambut piyi. Angin di jendela kelas masuk menerpa wajahnya membuat aly terkesima. Terlihat piyi yang imut dengan bola mata coklat bening dan tersenyum. Indah sekali. Aly seolah berada di dimensi lain, semua yang lalu lalang  di depan kelas seperti tak terlihat olehnya padahal ia duduk menghadap pintu keluar kelas. Pikirannya hilang tenggelam dan hanyut dalam kindahan mata piyi.
“iyah...mo ngomong apaan???” jawab piyi yang membuatnya terhentak sadar dari imajinasinya.

Aly memperbaiki diri dan duduk di sebelah piyi, dia terlihat serius sekarang,
“gue mo nanya tentang hal kemarin, apa aza yang udah gue lakuin waktu ke rumah lo. Apa ada yang aneh-aneh...??? atau yang tidak pantas gue lakuin gituh ke elo...??? plis jawab seadanya en sejujurnya” ucap aly.

Piyi menaikan alisnya, dia tersenyum.
”he...maksud lo apaan sih??? aneh apanya...?? kemarin lo cuma ngelucu, mungkin maksud lo cuma mo ngibur gue. Maaf bukannya gue lancang mendeskripsikan maksud lo kaya gitu tapi makasih yah atas niat lo yang udah baik jengukin en ngasih gue bunga plus buah kemarin.....” jawab piyi panjang dengan kembali tersenyum.
”tenang azah itu rahasia kita kok... gak bakal gue bocorin... ” sambungnya sambil meletakkan jari telunjuknya berdiri tegak di bibir mungilnya, piyi berjanji ga bakal cerita kesiapa pun. Aly hanya diam.
”oh ya udah, makasih yah... ternyata ga seomeh yang gue pkir...hee” jawab aly sambil tertawa kecil.
”omeeeeh”??? apaan tu??” tanya piyi.
”ya... itu, anu... emmm...” aly bingung menjelaskan.
”intinya thanks....” jawabnya sambil berlalu berlari kecil keluar kelas meninggalkan piyi yang kebingungan sendiri.
 Piyi hanya melempar senyuman namun masih terlihat bingung dengan arti kata-kata  melepas hilangnya sosok aly dari ruang kelas. Keduanya terlihat akur sekarang. Berlalunya hari tidak lagi ada ketegangan diantara dua kubu seolah hilang setelah kedatangan aly ke rumah piyi tersebut. Sohib-sohib aly jadi aneh melihat sikon tersebut. Mereka menaruh curiga dengan aly karena aly terlihat lebih anteng sekarang. Kevin, fandy dan agatha saja yang tau apa yang telah terjadi. Walau tidak tau persis, mereka hanya bisa menduga-duga jangan-jangan aly ada something-something  dengan piyi. Hmmm...

******************************************************************************************************


Kevin kena penyakit kepo akut, dia memang paling bawel diantara yang lain. Suka ngelawak juga, dia terus saja menanyakan apa yang telah terjadi setelah kejadian di kolam renang sehingga sikap aly jadi manis kaya gitu. Padahal aly sendiri juga tidak yakin apa yang telah terjadi, intinya antara dirinya dengan piyi tidak ada permusuhan lagi. Apa yang telah terjadi di rumah piyi tidak dapat diingat baik oleh aly. Dia juga tidak ingin membahas hal tersebut dengan piyi karena takut kecurigaan orang terhadap dirinya akan menjadi-jadi yang akhirnya akan tau kalau dia mengidap DID bahkan ada yang akan menyatakan dia gila. Karena memang sudah lama penyakit aly tidak kambuh sebab tidak ada hal yang membuat aly kalut, tegang, atau tertekan beberapa tahun ini. Semua masalah dimasa lalunya dibuangnya jauh-jauh, dia mencoba menguatkan dirinya menjauh dari orang orang yang disayanginya karena takut menyakiti orang-orang di sekitarnya lebih dari sakit di hatinya.

ditunggu next part ya... ^_^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar