part
4 maaf, aku berubah
Esok harinya
aly berniat ingin berbaikan dengan piyi di sekolah tapi sayang ternyata piyi
jatuh sakit dan tidak masuk sekolah. Makin besarlah rasa bersalah itu. Aly terlihat
suntuk dan uring-uringan seharian di sekolah, teman-temannya bingung melihat
hal tersebut. Kevin dan fandy sebagai orang terdekat aly mulai bisa membaca isi
hati aly. Hanya mereka yang tahu hal besar apa yang telah terjadi kemaren malam.
“bro.... lo gak ke
kantin???tanya kevin.
“hah....emangnya udah
bel istirahat???jawab aly tersentak dari lamunannya
“caileh bro... lo gak
denger bel ape??? Anak-anak udah bubar kaleee semua udah out...kok lo gak ngeh
sih??? biasanya juga lo paling gak betah lama-lama di kelas...” tambah rio dan
akbar.
Aly hanya tersenyum
berat dan menghela nafas kemudian merebahkan kepalanya diatas lengannya yang
ditumpu diatas meja belajar. Aly terlihat tak semangat.
“ya udah deh...kalo lo
mau sendiri, kita duluan ya...” ucap fandy sambil melirik memberi isyarat
mengajak kevin, rio dan akbar keluar
agar aly bisa menyendiri menenangkan diri. Aly hanya membalas dengan sekali
lagi tersenyum tanpa kata.
Sepulang sekolah pikiran aly tak jua tenang. Di jalan saat
lampu merah, mobil aly berhenti sambil menanti lampu hijau menyala, di pinggir
jalan mata aly memandangi orang-orang. Tak sengaja matanya menangkap dua sosok
yang sedang bertengkar antara seorang cewek dan cowok. Gadis tersebut menangis,
sang cowok pun berusaha menenangkan gadis itu dan mencoba membuatnya tersenyum
lagi dengan cara menggodanya. Gadis itu bersikap manja dan seolah enggan digoda.
Tiba-tiba cowok itu menyodorkan sebucket bunga dan membuat gadis itu luluh, akhirnya
mereka berbaikan dan beranjak sambil bergandeng tangan. Aly hanya tersenyum
melihatnya. Lampu hijau menyala dan mobilnya pun meluncur kencang. Kevin sempat
bingung memperhatikan aly yang terlihat kalem hari ini, dia berpikir sepupunya
itu jangan-jangan sedang galau. “Ah entahlah”. Setelah mengantarkan teman-temannya
kerumah masing-masing, aly langsung meluncur kembali ngebut menuju kesuatu
tempat.
Di jalan
jemari aly tak bisa diam mengotak atik hape sedang mencari sesuatu sambil
menyetir mobilnya, ternyata dia memeriksa file profil kesiswaan piyi dan
mencari alamat rumahnya dan meluncur ke alamat tersebut. Sekitar 30 menit aly
tiba di depan rumah piyi. Rumahnya tidak sebesar rumah keluarga aly tapi
terlihat cantik minimalis dan nyaman. Aly turun dari mobil dengan membawa sebucket
bunga warna warni yang cantik dan sekeranjang buah-buahan. Ternyata sebelum dia
ke rumah piyi aly mampir dulu membeli bunga dan buah untuk sogokan agar piyi
luluh dan mau menerima maafnya. Ini terinspirasi dari orang yang dia lihat di jalan
tadi.
Aly menghela
nafas sambil menaiki anak tangga, tepat di depan pintu aly bertekad memberanikan
diri mengetuk pintu “treeekkkk....” pintu terbuka dan sesosok wanita dewasa
menyapanya.
“iya nak, mencari
siapa??? Tanya wanita itu.
“maaf bi, ini betul
rumah piyi eh maksud saya prily???” ucap aly.
Wanita tersebut bingung
mendengar kata “bi” tapi tetap mengiyakan pertanyaan aly dan menyilakan aly
masuk.
*******************************************************************************************************
Aly duduk manis di
ruang tamu dan bucket bunga serta buah di letakkan di atas meja.
”mau minum apa nak???piyi nya masih di kamar
istirahat, sebentar tante panggilkan...” kata mama piyi.
Aly kaget mendengar
kata tante. Ternyata wanita itu ibunda piyi, penampilannya sederhana karena itu
aly mengira wanita itu asisten RT. Aly jadi malu. Aly mulai bingung mau bersikap
seperti apa, itu pertama kalinya dia meminta maaf dengan formal apalagi terhadap
cewek. Jantung aly mulai berdegup kencang karena nervous. Dia menghela nafas
dalam-dalam, cukup lama rasanya aly menunggu piyi keluar sekitar 10 menitan. Selang
waktu itu berlalu, ternyata kesadaran aly hilang karena terlalu tertekan dengan
perasaan nervous menyebabkan penyakitnya kambuh.
Piyi menghampirinya
dengan wajah pucat karena masih meriang. Piyi tidak yakin dengan kedatangan aly
sekarang. Dia agak takut, tapi mencoba menerima kedatangannya dengan tetap tersenyum
walau berat. Aly hanya tertunduk, piyi duduk menghampirinya ke sofa dan menyapanya.
“hay...kenapa lo bisa
kemari??? Ucapnya dengan senyum berat.
Aly tetap tertunduk tak
bergeming. Piyi pun mendekati aly dan memberanikan diri menepuk pundaknya pelan
sambil memanggil-manggil namanya karena aly seolah tertidur. Terkejut dengan suara
piyi dan menegakkan pandangannya ke arah piyi. Aly tersenyum, senyum yang tak
biasa. Pikiran piyi jadi aneh.
“oh hay chubby.... lo
siapa ya??!! hmm....ngapain yah gue disini???” ucap aly bingung sendiri sambil
memandang sekeliling celingak-celinguk.
Kakinya pun diangkat gaya santai seolah dia
bos, dan dia berceloteh persis kaya donal bebek tak mau diam. Sesekali ia
ketawa, dan ngomong yang tidak dimengerti piyi. Aly terlihat bersikap agak
konyol dan aneh. Piyi hanya diam mengkerutkan
keningnya karena benar-benar bingung sekarang,
”aly kenapa??? lo juga
ikut sakit yah??? kenapa lo jadi aneh???” Ucap piyi lembut.
Aly hanya tertawa merasa
lucu mendengar pertanyaan piyi. Sekitar 30 menit berlalu piyi dipanggil disuruh
istirahat oleh mamanya. Aly pun ingin pamitan, sebelum pulang aly cium tangan
mama piyi, sopaaaaan sekali. Mama piyi tersenyum melihat kelakuan teman anaknya
tersebut. Piyi mengantar ke depan pintu, sebelum aly benar-benar beranjak dia membalikan
badannya dan berkata
”hey..... gue gak tau
ngapain gue kemari, tapi bunga dan buah tadi jangan dibuang yah... hmm... mungkin
aly ada yang ingin disampaikan sama lo, tapi gue gak tau apa jadi maaf
yah...??? bye bye cantik. Cepat sembuh ya...jangan lama-lama liburnya entar ada
yang kangen loh...!!!” ucapnya sambil mngedipkn mata dan berlalu meneruskan langkahnya
menuju mobil.
Dalam mobil aly masih
sempat2nya melambaikan tangannya.
“bye-bye mungil....!!!
ingat cepat sembuh“ teriaknya sambil memacu mobil merahnya. Piyi tertegun dan
sangat sangat bingung melihat tingkah aly.
”what happen??? aly
benar-benar sakit kaya nya...jangan-jangan kemaren malam kepalanya ” ucapnya dalam
hati sambil menutup pintu.
********************************************************************************************************
Hari
ini piyi sudah merasa baikan dan dia pun kembali ke sekolah. Di jalan menuju
sekolah piyi mengingat kejadian kemarin saat aly mnjenguknya, dia hanya tersenyum
terkenang hal konyol yang dilakukan aly kemarin.
“apa aly baik-baik saja
sekarang???? “ pikirnya.
Di hatinya tidak lagi merasa
kesal dengan cowo tersebut, semua seakan tidak terjadi apa-apa. Justru piyi dibuat
tersenyum sendiri teringat tingkah anak itu. Piyi juga sedikit merasa ada yang aneh, tapi tidak terlalu diperdulikannya.
Piyi kembali memfukoskan pikirannya terhadap pelajaran di sekolah.
Piyi turun
di depan gerbang sekolah, dan salim tangan papanya lalu beranjak masuk menuju
sekolah. Di sisi jalan yang lain aly terlihat menatap kearahnya, dia melihat kedatangan
piyi. Hatinya berdegup gugup melihat piyi masuk sekolah, aly pun mengejarnya tapi
secara diam-diam. mengendap-endap seperti maling takut ketangkap hansip. Piyi merasa
ada yang membuntutinya, perasaannya jadi merinding. Dia menoleh membalik badan
tapi tidak ditemuinya hal yang aneh.
“ah mungkin cuma perasaan
gue azah” gumamnya sambil meneruskan langkah menuju ke ruang kelas.
Sebelumnya
ternyata aly tepat berada di belakang piyi. Tadinya aly mau menepuk pundak piyi
so akrab se hay gitu, eh ternyata saat piyi berbalik badan aly refleks langsung
menunduk dan hilang keseimbangan akhirnya tak sengaja terduduk. Karena pandangan
piyi hanya fokus kearah lurus dia tidak melihat aly yang terduduk tepat di depan
lututnya. Aly seolah menahan nafas dan memenjamkan matanya.
“mati gue, mati gue
mati gueeee.... piyi pasti ngira gue macem-macem, aduuuuh...” gumam ali dalam
hati dengan menutup matanya.
Dia takut
dan malu piyi melihatnya dimomen yang sangat memalukan seperti itu. Aly takut
piyi menganggapnya berkelakuan tidak senonoh tapi untung semuanya tidak seperti
pikirannya. Piyi berbalik badan dan berlalu hilang dari pandangnnya, sedang aly
masih duduk terpaku menahan malu.
Teman-teman
aly menyusul kedatangan piyi dari belakang,
untungnya mereka tidak sempat melihat apa yang baru saja terjadi. Mereka
bingung meliht aly duduk manis di jalan
halaman sekolah.
“hey sob, ngapain lo???”
sapa kevin sambil menyerngitkan kening kebingungan.
”lo lagi pups ya atau
nyari harta karun???” sahut fandy dan yang lainnya sambil mentertawakan dirinya.
Muka aly langsung
cemberut ngomel.
”iya... gue pups, pups
harta karun. Buruan gih cebokin gue. Bukannya bantuin malah ngeledekin. Puas lo
semua udah jadiin gue pelawak pagi-pagi” jawabnya marah-marah unyu.
“Ini talkshow dong yang
ada kang sule nya,hahaha... emang lo lucu tayaaaaang.... lebih lucu malah dari
kang sule, soalnya lo tu kang somay” ucap rio tertawa gokil disusul akbar yang
mencubit kedua belah pipi aly sambil menggeleng-gelengkan wajah ali kekiri kekanan
karna gemesy nya.
“ih...sakit ah, entar
pipi gue makin meleber dicubit-cubit kaya getoooh, entar ganteng gue berkurang...
dan lo lo pada deh yang bakal menang ganteng dari gue” sahutnya sambil merengut
imut.
“gapapa bro ganteng lo
berkurang, kasian rio en akbar... kasih lah mereka kesempatan tuk menang
ganteng dari lo....mereka tuh dah jadi jones menahun tau gak??? timpal fandy.
“apa’an jones??? Tanya
akbar dengan wajah penasaran dan polos.
“jomblo ngenes,
ahahahaha...ah udah’ah...yuk kita masuk bel udah bunyi tuh... entar bulukan
lama-lama di sini” sahut kevin sambil ketawa ala uus menjawab ucapan sahabat-sahabatnya.
Kevin pun mengulurkn tangannya
membantu aly berdiri, sedang yang lain hanya cengengesan mentertawakan aly. Mereka
pun berangkulan berjalan menuju kelas.
*******************************************************************************************************
Bel
istirahat pertama Semua anak berhamburan keluar kelas. Piyi merapikan alat pelajarannya.
satu persatu anak keluar kelas. Ada yang ke kantin, ada yang ke perpus dan lain
lain.
”ly, kita mau keluar lo
ikut ga???” tanya fandy.
”ah entar aza, nanti
gue nyusul...” katanya sambil tersenyum simpul.
”oh ya udah,kita duluan
ya....” kata rio akbar bersamaan sambil melangkah pergi.
Tinggal dirinya dan
piyi, inilah momen pas tuk aly menanyakan perihal yang telah terjadi waktu kedatangannya
ke rumah piyi kemarin karena aly tidak ingat sama sekali apa yang telah
dilakukannya kemarin.
“pril, emm... gue mo
ngomong...” katanya yang duduk di belakang piyi.
piyi berbalik badan menatap
ke arah aly dan mata itu bertemu. Hening, waktu seperti berirama, angin seolah
menari-nari diantara halusnya helaian rambut piyi. Angin di jendela kelas masuk
menerpa wajahnya membuat aly terkesima. Terlihat piyi yang imut dengan bola mata
coklat bening dan tersenyum. Indah sekali. Aly seolah berada di dimensi lain, semua
yang lalu lalang di depan kelas seperti
tak terlihat olehnya padahal ia duduk menghadap pintu keluar kelas. Pikirannya
hilang tenggelam dan hanyut dalam kindahan mata piyi.
“iyah...mo ngomong apaan???”
jawab piyi yang membuatnya terhentak sadar dari imajinasinya.
Aly memperbaiki
diri dan duduk di sebelah piyi, dia terlihat serius sekarang,
“gue mo nanya tentang
hal kemarin, apa aza yang udah gue lakuin waktu ke rumah lo. Apa ada yang aneh-aneh...???
atau yang tidak pantas gue lakuin gituh ke elo...??? plis jawab seadanya en sejujurnya”
ucap aly.
Piyi menaikan alisnya, dia
tersenyum.
”he...maksud lo apaan
sih??? aneh apanya...?? kemarin lo cuma ngelucu, mungkin maksud lo cuma mo
ngibur gue. Maaf bukannya gue lancang mendeskripsikan maksud lo kaya gitu tapi
makasih yah atas niat lo yang udah baik jengukin en ngasih gue bunga plus buah
kemarin.....” jawab piyi panjang dengan kembali tersenyum.
”tenang azah itu rahasia
kita kok... gak bakal gue bocorin... ” sambungnya sambil meletakkan jari
telunjuknya berdiri tegak di bibir mungilnya, piyi berjanji ga bakal cerita
kesiapa pun. Aly hanya diam.
”oh ya udah, makasih yah...
ternyata ga seomeh yang gue pkir...hee” jawab aly sambil tertawa kecil.
”omeeeeh”??? apaan tu??”
tanya piyi.
”ya... itu, anu... emmm...”
aly bingung menjelaskan.
”intinya thanks....” jawabnya
sambil berlalu berlari kecil keluar kelas meninggalkan piyi yang kebingungan sendiri.
Piyi hanya melempar senyuman namun masih
terlihat bingung dengan arti kata-kata melepas hilangnya sosok aly dari ruang kelas. Keduanya
terlihat akur sekarang. Berlalunya hari tidak lagi ada ketegangan diantara dua
kubu seolah hilang setelah kedatangan aly ke rumah piyi tersebut. Sohib-sohib
aly jadi aneh melihat sikon tersebut. Mereka menaruh curiga dengan aly karena
aly terlihat lebih anteng sekarang. Kevin, fandy dan agatha saja yang tau apa yang
telah terjadi. Walau tidak tau persis, mereka hanya bisa menduga-duga jangan-jangan
aly ada something-something dengan piyi.
Hmmm...
******************************************************************************************************
Kevin
kena penyakit kepo akut, dia memang paling bawel diantara yang lain. Suka
ngelawak juga, dia terus saja menanyakan apa yang telah terjadi setelah kejadian
di kolam renang sehingga sikap aly jadi manis kaya gitu. Padahal aly sendiri
juga tidak yakin apa yang telah terjadi, intinya antara dirinya dengan piyi tidak
ada permusuhan lagi. Apa yang telah terjadi di rumah piyi tidak dapat diingat
baik oleh aly. Dia juga tidak ingin membahas hal tersebut dengan piyi karena takut
kecurigaan orang terhadap dirinya akan menjadi-jadi yang akhirnya akan tau
kalau dia mengidap DID bahkan ada yang akan menyatakan dia gila. Karena memang
sudah lama penyakit aly tidak kambuh sebab tidak ada hal yang membuat aly kalut,
tegang, atau tertekan beberapa tahun ini. Semua masalah dimasa lalunya dibuangnya
jauh-jauh, dia mencoba menguatkan dirinya menjauh dari orang orang yang disayanginya
karena takut menyakiti orang-orang di sekitarnya lebih dari sakit di hatinya.
ditunggu next part ya... ^_^